Sabtu, 26 Februari 2011

mentari malam.. (it's me)

mendung ta berarti hujan..
bersinar belum tentu terang..
ku meraba jalanan kelam..
tak tersibak asa benderang..

namun sekarang aku disini..
merajut minpi simpulan janji..
wlau mereka menghiburku degan caci...
aku yakin asaku belum mati..

karna aku percaya janji..
akan setia dalam hati..
wlau jika akhrnya tak dapat memiliki.

namun tanya ini dalam hati..
kenapa ada rasa begini..
walau hatiku tersakiti..
tak ayal ku selalu menikmati...

Kamis, 10 Februari 2011

PROSES PLTGU

PLTGU adalah sebuah pembangkitan listrik dimana prosesnya terdiri dari dua yaitu proses dengan menggunakan Turbin Gas dan Turbin Uap. Biaya produksi dari PLTGU apabila menggunakan bahan bakar yang sama maka akan lebih murah biayanya apabila

dibandingkan hanya dengan Turbin Gas saja.

Komponen-komponen peralatan dari PLTGU adalah

1. Turbin Gas Plant

Yang terdiri atas Compressor, Combustor Chamber, Turbin Gas, Generator.

2. Heat Recovery Steam Generator ( HRSG )

3. Steam Turbin Plant

Yang terdiri atas HP & LP Turbin, Condensor dan Generator.


Proses Produksi Listrik

Adapun proses produksinya terdiri atas dua yitu dengan menggunakan Turbin Gas Saja yang sering disebut dengan proses Open Cycle ( O/C ) dan dengan menggunakan Turbin Gas dan Turbin Uap yang sering disebut dengan Combine Cycle ( C/C ) dan inilah prinsip PLTGU.


Prinsip kerjanya yaitu dalam suatu proses pembakaran harus membutuhkan tiga hal yaitu Bahan Bakar, Udara dan Api. Udara luar dimasukkan ke kompressor untuk dikompresi sehingga tekanannya akan meningkat, udara yang telah dikompresi ini kemudian dimasukkan ke combustion chamber ( ruang bakar ), didalam ruang bakar terdapat prinsip segitiga api, dimana akan ada proses pembakaran udara oleh bahan bakar berupa fuel oil (HSD/high speed diesel) setelah dipicu oleh alat pemicu (igniter) sehingga akan menghasilkan gas yang bertekanan tinggi. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan ke turbin untuk menggerakkan sudu-sudu dari turbin. Karena turbin berada pada satu poros dengan generator maka ketika turbin berputar secara otomatis generator juga akan berputar dan akan merubah energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin menjadi energi listrik.
Gas buang dari sebuah operasi PLTG yang masih mempunyai temperature tinggi dimanfaatkan kembali untuk menguapkan air pada HRSG (heat recovery steam generator). Air kondensat dari condenser dialirkan ke pre heater sebagai proses pemanasan awal. Dari pre heater air akan dialirkan ke dalam deaerator, fungsi dari deaerator ini adalah untuk menghilangkan kandungan O2 dalam air dengan cara diinjeksi dengan hidrazin (N2H4). Air yang keluar dari deaerator dibagi menjadi dua aliran yaitu untuk aliran low pressure (LP) dan high pressure (HP). Untuk LP, air dari deaerator dimasukkan ke dalam LP economizer untuk dipanaskan lebih lanjut, kemudian air akan dialirkan ke LP drum untuk memisahkan antara air dan uap yang telah terbentuk. Dari LP drum air akan dimasukkan ke dalam LP evaporator untuk proses penguapan air. Air yang keluar dari evaporator telah menguap, uap LP ini kemudian dialirkan ke LP steam turbin. Sedangkan untuk HP, air dari deaerator akan dialirkan kedalam HP economizer 1 dan HP economizer 2, dari HP economizer 2 air kemudian dialirkan ke HP drum. Dari HP drum air diuapkan di dalam HP evaporator. Uap yang telah terbentuk di dalam evaporator kemudian dialirkan ke HP Superheater 1 dan 2, fungsinya adalah memanaskan kembali uap yang telah terbentuk menjadi uap superheated (uap kering). Uap superheated ini kemudian dialirkan ke HP steam turbine,untuk memutar sudu-sudu turbin. Uap bekas dari HP steam turbine kemudian dialirkan ke LP steam turbin dan bersama-sama dengan LP Steam akan memutar LP Steam Turbin. Seperti pada GT, turbin pada ST juga dikopel dengan generator sehingga ketika turbin berputar maka secara otomatis generator juga akan berputar dan akan merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi listrik. Uap bekas dari LP steam turbin kemudian dialirkan ke condenser untuk dikondensasikan menjadi air dan akan dimasukkan kembali ke HRSG.

Rabu, 09 Februari 2011

analisis uji coliform

Persiapan Contoh

1. Ditimbang 1 gram pakan masukan dalam kuvet 10 ml yang telah berisi larutan pengencer 9 ml.(10-1).

2. Dipipet 1 ml dari 10-1 Kedalam tabung reaksi kedua yang telah berisi 9 ml larutan pengencer 9 ml (10-2), dilakukan juga untuk pengenceran 10-3 .

3. Dilakukan homogenisasi sebanyak 25 kali dan lakukan pengujian berikutnya.

Uji dugaan

1. Dipipet 9ml media LB kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham dengan seri 3:3:3.

2. Disterilkan kedalam autoklaf.

3. Dipipet 1ml sampel pengenceran 10-1 kedalam 3 tabung pertama, pengenceran 10-2 kedalam 3 tabung kedua dan pengenceran 10-3 kedalam 3 tabung ketiga.

4. Diinkubasi dalam inkubator selama 2 x 24 jam pada suhu kamar.

5. Diamati.


Uji penguat dengan media BGLBB

1. Dipipet 9ml media BGLBB kedalam test tube yang telah berisi tabung durham dengan seri 3:3:3, kemudian disterilkan didalam autoklaf.

2. Diinokulasi larutan dari media LB yang positif dalam masing-masing ke tabung reaksi yang berisi media BGLBB.

3. Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu kamar.

4. Diamati.


Uji penguat dengan media endo agar

1. Dituang media endo agar kedalam cawan petri yang telah disterikan.

2. Dibiarkan media membeku.

3. Diinokulasikan 1 loop larutan media BGLBB yang positif pada media endo agar.

4. Diinkubasikan dalam inkubator selama 2x24 jam pada suhu 350C.

5. Diamati adanya terbentuk kilat logam pada media endo agar.

analisis karbohidrat

Analisis Penentuan Kadar Karbohidrat "luff schrool "

1. Ditimbang dengan teliti 5gram sampel dan dimasukan dalam erlenmeyer kapasitas 250 mL.

2. Ditambahkan sebanyak 20 mL larutan HCL 3% dan didihkan selama 3 jam dengan memakai pendingin tegak.

3. Larutan kemudian didinginkan dan dinetralkan dengan larutan NaOH 30% (dengan menggunakan kertas lakmus ).

4. Kemudian ditambahkan sedikit larutan CH3COOH 3% agar suasana larutan menjadi sedikit asam .

5. Dipindahkan isinya kedalam labu ukur 500 mL dan dipaskan dengan aquadest sampai tepa tanda tera, homogenkan kemudian saring.

6. Dipipet sebanyak 10 mL hasil saringan kedalam erlenmeyer 250 mL, ditambahkan sebanyak 25 mL larutan luff, beberapa batu didih dan 15 mL air suling.

7. Campuran larutan kemudian dipanaskan pada nyala yang tetap, usahakan agar larutan tetap mendidih selama 3 menit.

8. Didihkan lautan selama 10 menit dihitung dari saat mulai mendidih kemudian dengan cepat didinginkan kedalam wadah yang berisi batu es.

9. Setelah dingin ditambahkan sebanyak 5 mL larutan KI 2% dan 25 mL H2SO4 25% secara perlahan lahan .

10. Dititar larutan dengan cepat menggunakan larutan standar thio 0,1 N.

11. Dilakukan penitaran secara triplo dan lakukan penetapan blanko.

Perhitungan :

Mg sakar = (Vb – Vs) x N.thio x 10

Kadar gula = ( W x Fp ) : W x 100%

Keterangan :

W = bobot cuplikan, dalam mg

W1 = glukosa yang terkandung utuk mL thio yang di pergunakan, dalam mL

(lihat pada tabel luff)

Fp = Faktor Pengenceran

Vb = Volume Blanko

Vs = Volume Sampel

N.thio = konsentrasi thio

analisis kadar abu

1. Ditimbang dengan seksama 2 - 3g contoh ke dalam sebuah cawan porselen (atau platina) yang telah diketahui bobotnya.

2. Diarangkan diatas nyala pembakar, lalu diabukan dalam tanur listrik pada suhu maksimum 5500C sampai pengauan sempurna ( sekali-kali pintu tanur dibuka sedikit, agar oksigen bisa masuk).

3. Didinginkan dalam desikator kurang lebih 15 menit, lalu ditimbang dengan neraca anlitiksampai bobot konstan.

Perhitungan

Kadar Abu = ( W1 – W2 ) : W x 100 %


Keterangan :

W = bobot contoh sebelum abukan (g)

W1 = bobot contoh + cawan setalah diabukan (g)

W2 = bobot cawan kosong (g)

Metoda Spektrofotometer Serapan Atom

Spektrofotometer serapan atom

Pada SSA merupakan gabungan dari spektrofotometer dan flame fotometer.

Adapun bagian dari peralatan ini adalah:

  1. Sumber cahaya

Pada SSA yang digunakan adalah spektrum garis dimana cahaya berasal dari lampu katoda

  1. Bagian atomisasi

Dapat dilakukan dengan cara nyala (pembakar),Tanpa nyala( tungku granit), dan tanpa panas (cara penguapan).

  1. Sistem optik

Berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dari sumber cahaya, melewatkanya kecontoh dan kemudian kemonokromator.

  1. Monokromator

Berfungsi mengisolasi sinar yang diperlukan dari sinar lampu katoda.

  1. Detektor

Yang digunakan adalah photomultiper thube dan harue peka terhadap cahaya.

Prinsip Spektrofotometer serapan Atom

Larutan sampel dikabutkan dan terbawa olejh gas bahan bakar dan oksidan menuju nyala. Di dalam nyala, sampel terionkan dalam bentuk atom dasar, dikenai sinar monokromatis dari lampu katoda maka terjadi penyerapan sinar oleh atom sampel kemudian terdapat sinar yang di teruskan. Sinar yang di terus kan ini akan di deteksi oel h deutektor, sedangkan sinar emisi dari nyala akan dihamkbat opleh monokromator. Detektor akan mengubah sinar yang tertangkap menjadi arus listrik bolak-balik (AC) dan dilanjutkan ke alat pembaca akan tertera serapan berupa nilai %T atau Absorban.

metoda spektrofotometri

Metoda Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang berdasarkan pada intensitas sinar yang diserap oleh suatu larutan. Spektrofotometer single beam dan Spektrofotometer double beam. Dari kedua jenis ini yang membedakan hanyalah tempat kuvet yang digunakan.

Besarnya energi radiasi yang diserap oleh suatu larutan sebanding konsentrasi dan panjang larutan. Hubungan ini dinyatakan dalam hubungan Lambert-beer yang secara matematik di tuliskan sebagai berikut:

Keterangan : A= absorbansi

b= panjang larutan

c= konsentrasi larutan

Pada sprektometer sinar tampak atau UV-VIS,larutan yang diselidiki harus berwarna, biasanya ke dalam larutan tersebut ditambahkan suatu zat pengompleks yang dapat memberikan warna yang spesifik. Kebanyakan unsur logam di tentukan dengan cara ini.

Komponen Spektrofotometri:

  1. Sumber Cahaya

Sumber cahaya yang dipakai harus dapat menghasilkan sinar polikromatis yang bersinambungan dan meliputi daerah spectrum yang sesuai.

  1. Monokromator

Berfungsi merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis.

  1. Kuvet

Merupakan tempat standar, blanko, dan sampel.

  1. Detektor

Berfungsi untuk merubah sinar analitik menjadi energi listrik.

  1. Amplifier

Berguna Untuk memperkuat energi listrik.

  1. Alat Baca

Membaca spektrum yang dihasilkan dan mengeluarkan data sesuai yang diinginkan.

Prinsip Kerja:

Sinar polikromatik yang berasal dari sumber sinar, akan disejajarkan oleh lensa, kemudian masuk menuju prisma/kisi difraksi, dengan mengatur posisi prisma/kisi difraksidapat diperoleh sinar kromatis dengan panjang gelombang yang sesuai dengan sampel akan melewati celah keluar, sedangkan sinar monokromatis yang tidak sesuai dengan sampel akan bertahan oleh sekat pada celah keluar.

Sinar monokromatik dengan panjang gelombang yang sesuai dengan sampel akan melewati larutan yang berwarna yang berada didalam kuvet, maka sinar tersebut akan diserapdan sebagian lagi diteruskan ke detektor dan pada detektor akan dirubah menjadi signal listrik yang diperkuat oleh amplifier, kemudian masuk ke dalam alat baca, pada alat baca tertera data dalam bentuk %T atau A.

Berdasarkan berkas sinar diatas yang diterima larutan, maka spektrofotometer dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Spektrofotometer single beam

2. Spektrofotometer double beam

Spektrofotometer single beam hanya dapat mengukur dengan menggunakan satu sinar yang diterima saja. Sedangkan spektrofotometer double beam dapat mengukur dua larutan yaitu larutan contoh dan larutan pembanding. Dalam spektrofotometer double beam, mula-mula larutan pembanding (blanko) diletakkan di jalan sinar dan meter diatur hingga menunjukkan absorban (A) atau %T. Kemudian blanko diganti dengan contoh untuk diukur segera. Keuntungan spektrofotometer double beam adalah perubahan tegangan listrik tidak akan mempengaruhi terhadap pembacaannya.